Zikir sebagai Amal Penerang Jalan Dunia Akherat
Walau kita bukan yang terbaik setidaknya mempunyai predikat baik di pandang Allah SWT, karena tidak ada manusia yang sempurna, akan tetapi kisah-kisah Waliyullah merupakan menjadikan tauladan yang patut dicontoh amal kebaikan beliau-beliau dari segi ketaatan, keilmuan maupun istiqomah memuji asma Allah.
Sudut pandang Ulama bahwasanya kedekatan kita dengan Sang Pencipta tidak luput dengan melakukan perbanyak memuji Allah SWT (berzikir), akan tetapi hal utama yang pokok adalah amal yang dipertanyakan pertama kali disaat hisab nanti yaitu bab masalah Ibadah Sholat, jika sholatnya baik maka pertanyaan berikutnya adalah amal-amal yang lain (seperti melaksanakan puasa, ibadah sunah, sodakoh, berzikir dll), serta kerap terdengar ditelinga kita seperti ustad ataupun kiai sewaktu kita mengaji Mengatakan : " Sholat merupakan Tiang Agama, tiang nya bagus otomatis yang lain mengikuti atau sholat adalah syarat rukun diterima amal yang lainya"
Banyak tuntunan yang telah diajarkan Nabi SAW kepada Umatnya tentang hal yang diwajibkan maupun yang di Sunnahkan yang telah tercantum baik dari segi hadist maupun pedoman Alqur'an yang menjadi kewajiban umat Islam untuk berpegang teguh, agar senantiasa Allah SWT memberi keselamatan di dunia maupun menjadi amal kebaikan kelak menerangi jalan umat-Nya di kehidupan Akherat yang kekal. Serta tanamkan dihati segala aktifitas kita bekerja, beramal, berdzikir, baca alquran maupun sholat selalu di iringi Allah Allah Allah dihati dan karena Allah.
ذكراً من الأذكار حتى يشغل به لسانه وقلبه فيجلس ويقول مثلا الله الله أو سبحان الله سبحان الله أو ما يراه الشيخ من الكلمات
“Maka sesungguhnya dasar dari jalan tasawuf adalah makanan yang halal. Maka ketika itu terpenuhi, hendaknya seorang guru mendiktekan pada muridnya salah satu macam dzikir hingga lisan dan hatinya sibuk dengan itu. Ia duduk dan misalnya berkata: “Allah, Allah” atau “Subhanallah subhanallah” atau redaksi lain yang diajarkan oleh gurunya.” (al-Ghazali, Ihya’ Ulum ad-Din, III, 77). ~sumber referensi : NU Online~
Dalam ilmu tasawuf yang penulis pelajari ataupun referensi dari penjabaran ulama / Syeikh terdahulu yang diajarkan turun temurun bahwasanya agar suatu amal lebih khusyu satu tujuan ke Lillahitaala, maka Lisan berzikir secara nyaring maupun siri (contoh : zikir subahalloh) tanamkan dihati Allah Allah di setiap denyutan agar kita fokus tujuan ke sang pencipta, agar kita mempersempit gangguan syetan yang sangat pintar mencari sela menyesatkan yang menjadi qodratulloh maupun yang sudah disebutkan dalam Al-quran . Metode ini salah satu yang di terapkan turunan Syeikh Jumadil Qubro penyebar agama islam tertua di Kediri yaitu Syeikh Ambiya' bin basyarodin tulungagung bin abdurrohman bin abdulloh mursyad kediri bin ali yasin bin abdulloh bin pangeran keroso bin sunan giri bin maulana ishaq bin syeach jumadil qubro.
Ada beberapa wejangan para Syeikh sesepuh era 1700 SM dari cucu dan buyut menantu Mbah Ambiya' :
- Syeikh Syafi'i bin abdurozaq bin soleh menantu Syeikh Ali Maklum bin Ambiya' bin Basorudin Tulungagung , beliau pernah berkata dalam bahasa jawa kepada seorang murid yang sedang berzikir : Zikir kok koyok manuk Ngoceh, Zikir iku yo lisan ngucapne kalimat toyibah (contoh : zikirnya subhanalloh), pikiran lan atine di kencengne Allah Allah Allah ben ora nyliwur tujuane tetep siji neng gusti Allah Artinya: Zikiran kok seperti burung berkicau, Zikir itu Lisan ya ngucapkan, pikiran dan hatinya di kencangkan Allah Allah Allah biar pikiran tidak kemana-mana/khusyu tetap satu tujuan ke Allah SWT.
- Wejangan Syeikh Anwar Wardoyo : Lakukanlah zikir Lillahita'ala pasrahkan semuanya kepada Allah SWT, Insyaallah akan mendapat kedamaian yang tertata sesuai qodratulloh, karena apa yang kita mau belum tentu kemauan Gusti Allah SWT, Syeikh Anwar adalah menantu Syeikh Zainal Abidin bin Ali Maklum bin Ambiya' bin Basyarodin Tulungagung, beliau juga penerus yang di Ijazahi Zikir Al-Ambiya'iyyah oleh Syeikh Ambiya'
- Seperti halnya Sholat membaca Fateha sekali tahan Nafas, diperbolehkan
- Nabi Adam disaat meminang Mbah Hawa, Allah SWT menganjurkan mahar dengan sholawat, akan tetapi 1000x sholawat sekali tahan nafas, Nabi Adam menyanggupi perintah Allah SWT tsb, setelah dilaksanakan Nabi Adam Hanya sanggup sholawat 500x sekali Tahan Nafas dan Allah memberi keringanan dan merestui pernikahan Nabi Adam dan Hawa. referensi dari : Gus Qoyum pernah menjelaskan bahwasanya di salah satu kitab "Burhanudin Ibrahim Al Bajuri (Green Syeikh Al Azhar mesir ke 19)
- Abdurrahman Al-Attas mengamalkan Ya-latif 3000 istiqomah setiap hari, dan setiap zikir Ya Latif 1000x dengan sekali tahan Nafas, beliau adalah Ayah Sayyiduna Al-Quthub Al-Habib Umar bin Abdurrahman Al-Attas ( Sayyiduna Al-Quthub Al-Habib Umar adalah guru Habib Abdullah Bin Alwi "Muallif Ratib Al Hadad) . Referensi ceramah Habib Novel
- dll
Komentar
Posting Komentar